Desa Pacarmulyo adalah salah satu desa di wilayah Kecamatan Leksono Kabupaten Wonosobo Jawa Tengah yang terletak pada ketinggian sekitar 700 m di atas permukaan laut dengan luas 2,11 km². Sedangkan topografinya berada pada perbukitan dengan suhu udara rata-rata 25 - 27 °C.
Jarak Desa Pacarmulyo dengan pusat kota kabupaten adalah 4 km dan dari pusat kecamatan sekitar 10 km. Adapun batas-batas wilayah Desa Pacarmulyo adalah:
Sebelah utara : Desa Gondang Kecamatan Watumalang
Sebelah selatan : Desa Timbang Kecamatan Leksono
Sebelah timur : Sungai Serayu dan Kelurahan Mlipak Kecamatan Wonosobo
Sebelah barat : Sungai Preng dan Desa Durensawit Kecamatan Leksono
Asal-usul (Legenda) Desa
Desa Pacarmulyo seperti desa-desa lain di wilayah Kabupaten Wonosobo pada umumnya sudah ada sejak dahulu dan telah mendapatkan pengakuan dari pemerintah kabupaten pada masa Pemerintahan Hindia Belanda tahun 1854. Dalam perkembangannya Desa Pacarmulyo merupakan gabungan dari dua wilayah perdusunan yaitu Dusun Jetis Pacarmulyo dan Dusun Gendol Pacarmulyo.
Tidak ada catatan otentik yang menerangkan kapan dan bagaimana Desa Pacarmulyo terbentuk. Namun beragam cerita muncul dan beredar di masyarakat tentang asal-usul atau legenda-legenda terbentuknya desa tersebut, antara lain:
- Legenda Kiai Lareng
Diceritakan bahwa pada masa perang Diponegoro (1825-1830 M) ada dua orang prajurit dari Yogyakarta yang datang dan menetap di Alas Malanggati atau Alas Ngigir yang masih berupa alas belantara. Dua orang tersebut adalah Mbah Kiai Lareng dan Mbah Kiai Laet. Mbah Kiai Lareng mempunyai 5 orang anak, yaitu: Anggapatra, Nenggolo, Jagareksa, Patradikara, Poniyem. Sedangkan Mbah Laet memiliki 4 orang anak, yaitu: Kinem, Canting, Martinah, dan Mbulu.
Konon, anak pertama Mbah Kiai Lareng yang bernama Anggapatra menikah dengan anak Mbah Laet yang bernama Kinem. Dari pernikahan tersebut, lahirlah anak keturunan yang kelak menjadi penduduk Desa Jetis Pacarmulyo. Selain itu, Mbah Angga Patra juga dikenal sebagai pendiri atau bubak sembung pertama Desa Jetis Pacarmulyo.
Adapun anak Mbah Laet yang lain yang bernama Canting menikah dengan seseorang bernama Kiai Mirang. Kiai Mirang ini lah yang menurut cerita meninggal dan dimakamkan di Alas Semirang. Makam tersebut saat ini berada di tengah persawahan penduduk di blok Semirang Dusun Jetis.
Nama-nama lain yang disebut sebagai tokoh pendiri desa berdasarkan penemuan batu nisan yang bertuliskan tahun 1869 antara lain: Mbah Kiai Andangkara, Mbah Kiai Nalajaya, Mbah Kiai Casentana, Mbah Kiai Blawong, dan Mbah Kiai Rejomulyo. Mbah Kiai Rejomulyo inilah yang juga dianggap sebagai perawat mata air Kali Sumpel yang sampai saat ini mata air tersebut masih dimanfaatkan oleh masyarakat Dusun Jetis Desa Pacarmulyo untuk pengairan dan persawahan.
- Legenda Nyai Pacarsari
Nyai Pacarsari (Ibu Nyai Pacarsari) diyakini oleh masyarakat dusun Gendol Desa Pacarmulyo sebagai pendiri desa. Seorang petapa yang tinggal di sekitar mata air kali gendol. Ia adalah istri dari Kiai Tumenggung Kawensari. Keduanya berasal dari Mataram Yogyakarta yang datang dan menetap di wilayah desa gendol Pacarmulyo.
Nyai Pacarsari juga dianggap sebagai penjaga/perawat mata air Kali Gendol. Mata air tersebut sampai sekarang masih terpelihara, selain untuk mengairi sawah juga dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari seperti : air minum, mandi dan mencuci oleh sebagian warga.
Menurut cerita dari mulut ke mulut dan beredar di masyarakat bahwa nama desa Gendol adalah pemberian dari Nyai Pacarsari berasal dari kata “Nggandul” (= menggantung/ tergantung di sesuatu). Kata ini diambil dari sebuah peristiwa segumpal cairan atau lendir menggantung di sebuah akar pohon beringin, atau ada yang menceritakan gumpalan cairan atau lendir yang menggantung di semak-semak di sekitar sumber mata air kali gendol.
Pemimpin Desa
Nama-nama yang pernah memimpin Desa Pacarmulyo adalah:
- Jaga Jadipa
Ia dikenal sebagai penguasa pertama Desa Pacarmulyo yang menjabat selama 45 tahun.
- Jaga Cadikrama
Adalah pengganti Jaga Jadipa.
- Djoyo Waskito
- Setjoprawiro (So Pawiro)
Setjoprawiro dikenal sebagai kepala pemerintahan atau lurah yang pertama Desa Pacarmulyo.
- Wongso Dimedjo (Parni)
- Wongso Diharjo (Pardi)
Wongso Diharjo adalah Lurah Desa Pacarmulyo yang dikenal sebagai Gelondong. Ia meninggal dunia pada tahun 1945.
- Abdul Qodir
Ia menjabat selama 2 tahun sebagai pj. Lurah
- Sastro Dimedjo (Parlan)
Atau dikenal dengan nama H. Abu Bakar. Ia menjabat Lurah Desa Pacarmulyo selama 32 tahun dan meninggal dunia pada tahun 1976.
- Nasruddin
Kadus Jetis yang menjabat pj. lurah selama 5 tahun.
- Mufid Muchdi
Mufid Muchdi menjabat sebagai Kepala Desa Pacarmulyo yang dipilih secara langsung melalui pemilihan Kepala Desa yang diselenggarkan untuk pertama kali. Ia menjabat selama 9 tahun yaitu 1981 sampai 1989.
- Suwondo
Menjabat kepala desa 1 periode selama 8 tahun yaitu 1990 sampai 1997.
- Junedi
Menjabat kepala desa 1 periode selama 8 tahun yaitu 1998 sampai 2006.
- Bambang Sulistyo
Menjabat kepala desa selama 3 periode yaitu:
periode pertama = 2007 sampai 2012;
periode kedua = 2013 sampai 2018;dan
periode ketiga = 2019 sampai sekarang.
Kantor Desa
Pusat pemerintahan (Kantor) Desa Pacarmulyo semula berada di Dusun Gendol, kemudian sejak tahun 1976 berpindah ke Dusun Jetis. Kantor Desa sekarang berlokasi di Dusun Jetis RT 002 RW 002 Desa Pacarmulyo.
(AdminDesa)